Jumat, 09 Oktober 2009

Kenali Pirit (Nang Pina betagar disawah pian)

Tanah sulfat masam terdapat cukup banyak di Indonesia, dan sebagian telah dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Problem utama pada tanah tersebut adalah adanya senyawa pirit (Fe2S). Adanya oksidasi senyawa tersebut menyebabkan tanah menjadi masam, logam-logam dan basa-basa melarut sehingga tanah menjadi miskin dan kehidupan biota perairan yang terkena air drainasenya menjadi terganggu. Tanah yang telah teroksidasi tersebut bila tergenang kembali menyebabkan meningkatnya ion besi ferro dan hidrogen sulfida yang dapat meracuni tanaman padi. Reaksi oksidasi dan reduksi tersebut secara kimia berjalan lambat, namun adanya bantuan bakteri pengoksidasi dan pereduksi sebagai katalisator mempercepat proses reaksi tersebut beberapa ratus sampai juta kali lipat, sehingga dampaknya menjadi jauh lebih besar, karena itu pengelolaan tanah sulfat masam dapat didekati melalui pengendalian aktivitas mikroorganisma yang terlibat pada proses oksidasi-reduksi tersebut. Beberapa tindakan untuk menghambat aktivitas bakteri pengoksidasi adalah pemberian bakterisida, pemutusan suplai oksigen melalui penggenangan, dan pemberian kapur. Sedangkan aktivitas bakteri pereduksi perlu dirangsang dengan pemberian bahan organik dan penggenangan, hasil reduksi dapat didrainase melalui media filter

Tidak ada komentar: