Jakarta -
Kementerian Pertanian telah menetapkan target swasembada pangan
khususnya padi dalam tiga tahun kedepan, bahkan semangat yang ada di
internal Kementan bahwa target tersebut akan dapat dicapai kurang dari
tiga tahun. Untuk mencapai hal tersebut telah dilakukan identifikasi
permasalahan terkait produktifitas, yaitu irigasi, benih, pupuk dan alat
mesin pertanian. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertanian Amran
Sulaiman dalam konferensi pers usai melantik Direktur Jenderal Tanaman
Pangan yang baru, Dr. Hasil Sembiring.
Khusus
alat dan mesin pertanian, tingkat kehilangan hasil di pascapanen
pertanian mencapai 10,2%, sehingga bisa mengakibatkan kehilangan 1,5-2
juta ton di lapangan.
“Kalau misalnya kita memberikan combine harvester ke petani bisa mengurangi hal ini,” ujar Mentan.
Dalam mendukung upaya ini, Badan Litbang Pertanian juga telah menghasilkan combine harvester yang merupakan mesin pemanen padi yang dirancang khusus untuk kondisi tanah sawah Indonesia. Keunggulannya memiliki gaya tekan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,13 kg/cm2 dibandingkan dengan mesin-mesin yang ada di pasaran sebesar 0,20 kg/cm2.
Dalam mendukung upaya ini, Badan Litbang Pertanian juga telah menghasilkan combine harvester yang merupakan mesin pemanen padi yang dirancang khusus untuk kondisi tanah sawah Indonesia. Keunggulannya memiliki gaya tekan yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,13 kg/cm2 dibandingkan dengan mesin-mesin yang ada di pasaran sebesar 0,20 kg/cm2.
Dalam
sambutannya, Menteri Pertanian menyampaikan bahwa sukses swasembada
pangan khususnya padi, jagung dan kedelai akan ditentukan oleh kinerja
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Presiden telah menetapkan agar
swasembada pangan khususnya tiga komoditas diatas dapat dicapai dalam
tiga tahun.
“Ada
pihak yang meragukan pencapaian tersebut, kita harus hadapi pandangan
itu dengan semangat kerja dan optimisme yang tinggi,” tambah Mentan.
Sumber: Badan Litbang Pertanian